Blog Information
Greetings from outerspace. Welcome to my universe
Read first ! Now, you've stumbled upon my universe, follow my rules, the navigations are the headers.
Click very image to navigate.
Do not alter removing the credit!
Follow this, and you'll be safe... or, i'm sure you dont want to know.
Aura Ramadhan
Sunday, June 10, 2018 | 7:06 PM | 0 letters
Ramadhan hampir berakhir. Terasa panjang sekaligus singkat ya. Puasa tahun ini aku habiskan hampir sepenuhnya sendiri. Padahal biasanya aku di rumah, duduk manis menolak melakukan apapun. Lucu, tahun ini aku justru terlalu sibuk melakukan segalanya. Padahal tahun-tahun sebelum ini aku selalu bingung karena harus menahan godaan membaca dan menonton hal-hal kesukaanku yang bisa membatalkan puasa, tahun ini, bisa tidur cukup lama saja aku sudah bersyukur. Dalam satu dan banyak sisi, kesibukan ini membunuhku, tapi juga membantuku. Tahu-tahu saja, bulan suci sudah hampir berlalu. 

Ngomong ngomong sol bulan suci... Jalanan jadi ramai sekali kan? Penjual makanan di mana-mana. Tapi macetnya juga di mana-mana. Apalagi sore menjelang maghrib. 

Siapa saja yang kalian lihat? Muslim? Pribumi? Atau juga etnis-etnis dan agama lain? Bahkan mungkin sepertiku, dari negara lain juga?

Aku ingat bagaimana orang tua ku terkadang berkata "Semua orang keluar ke jalan... Bahkan yang bukan muslim juga... Kenapa sih mereka tidak diam diam saja di rumah?"

Ok hold on baby... Ini bukan postingan menyebar kebencian. Jangan marah dulu. Baca sampai akhir ya. Aku dan keluargaku sangat menghormati semua orang kok. 

Keluargaku bilang seperti itu bukan karena rasis. Tapi memang kami tipe orang yang suka malas pergi keluarga kalau jalanan ramai. Kecuali memang terpaksa. Jadi kami kadang heran kepada orang-orang yang sebenarnya tidak perlu-perlu amat keluar, tapi toh keluar juga. Sekali lagi, kami bukan rasis.

Dulu-dulu sih aku tidak terlalu masalah. Karena biasanya aku di kursi penumpang. Duduk manis sambil melihat-lihat. Tapi seperti kataku, tahun ini aku sendirian. Perlahan aku mulai mengerti maksud orang tuaku. Kadang kesal sih... Kenapa ramai sekali... Macet... Aku lapaaaarrrr. Tapi lalu aku ingat ini salah satu bentuk cobaan puasa.

Nah.. sekarang masuk ke bagian favoritku. Pencerahan. 

Setelah beberapa hari berpikir seperti itu... suatu hari aku dapat pencerahan. 

Harusnya aku senang kalau ramai begini? Kenapa?

Karena itu artinya bulan suci ramadhan itu memang luar biasa sekali. Karena bisa dinikmati oleh semua orang. Tak peduli agama, ras, negara asal ataupun yang lainnya. Semua orang menikmati. Mau tidak mau kalian juga pasti mengakui kan, ada suasana menyenangkan di udara saat ramadhan. Ramai. Mengundang orang untuk ikut dan menikmati. Iya tidak?

Oke... memang akhir-akhir ini banyak yang menjadikan puasa sebagai alasan untuk ini dan itu. Itu salah mereka. Salah oknum. Bukan salah bulan puasa. Tapi soal suasana yang membuat semua orang bahagia, lebih hangat, itu adalah berkahnya. Iya tidak?

Iya saja lah... tidakkah berpikir positif jauh lebih mudah dan menyenangkan? Kalaupun kalian tidak setuju, ya gak papa sih... Tapi toh nanti kalian akan sadar apa maksudku. Tidakkah ini luar biasa, di bulan yang jika dilihat sekilas ini susah dan berat, ada banyak hal lain yang menyenangkan. Yang hanya ada pada saat ramadhan. 

Jadi... tidak... aku tidak lagi merasa kesal pada orang-orang yang ikut-ikutan itu. Justru aku senang. Bulan suci kami bisa membuat mereka ikut bahagia. 

Ikut dapat makanan. Ikut dapat diskon. Ikut dapat promo. Ikut bisa pulang kampung. Ikut dapat THR. Ikut... bahagia. 

Manusia hidup dalam keberagaman. Dari sananya sudah begitu. Jadi nikmati saja. Indah kok. Sungguh. Tak perlu membenci. 

(tapi benci lah dirimu yang masih dikuasai hawa nafsu. oke bagian ini gak penting. abaikan saja.)

Labels: , , ,


Older Post